Kancilan Flores; Burung Sakral dan Jawara Kicau Hutan Flores

0 4,334

Jika kita mengunjungi Taman Nasional Kelimutu atau kebetulan melewati jalan trans Flores tepatnya di hutan Ranamese, Manggarai Timur, kita akan disuguhi kicauan salah satu jenis burung  yang lantang dan dominan. Burung jenis inu berkicau secara bersamaan dari berbagai sudut hutan. Kicauan yang lantang dan nyaris mengubur semua jenis kicauan dan suara – suara lain di dalam hutan.

Kancilan Flores! adalah penguasa di dua kawasan ini dari segi kicauan. Nyaris tak ada satupun burung pengicau yang bisa menyaingi kemampuan burung dengan nama latin Pachycephala nudigula ini. Dari sisi durasi, Kancilan Flores bisa berkicau tanpa henti dengan kualitas intonasi yang konstan selama 10 menit bahkan lebih jika ada jenis Kancilan Flores lain yang berkicau di sekitarnya.

Dari sisi kelantangan, suara Kancilan Flores bisa menjangkau titik 3 km pada bentang datar dan lebih bila ia berkicau pada ketinggian! Kicauan yang sangat lantang dan terkadang pada jarak kurang dari 5 meter, bisa memekakkan teling manusia.

Jangan lagi berbicara tentang variasi kicauan, burung ini nyaris tak ada tandingannya dengan burung manapun di dunia. Dalam satu periode kicauan, Kancilan Flores bisa mengeluarkan lebih dari 5 karakter kicauan.

Burung Kicau Flores

Uniknya, di setiap titik berbeda, burung ini bisa memiliki kicauan berbeda yang menjadi kekhasan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan Kancilan Flores dalam meniru suara – suara di sekitarnya. Bukan  hanya kicauan burung lain saja yang ditirunya, tetapi suara – suara hewan lain dan bunnyi – bunyi benda asing tidak luput ditirunya.

Kita bisa memperhatikan kicauan burung di Kawasan TN Kelimutu yang menyelipkan suara alarm mobil dalam kicauannya. Hal ini karena lokasi parkir kendaraan wisata TN Kelimutu berada di dalam habitat mereka. Kancilan di Golo Lusang, Ruteng menyelipkan suara burung Cingcoang Flores (Brachypteryx floris), sebagai salah satu burung endemik yang berkicau cukup lantang dan hanya ada di kawasan ini. Demikian juga Kancilan Flores yang ada di Ranamese atau di hutan kampung Waerebo.

"<yoastmark
Kancilan Flores betina dewasa

Burung ini masuk dalam kategori burung berukuran sedang dengan panjang 18cm – 22cm. Untuk membedakan yang jantan dan betina bisa dilihat dari tenggorokannya. Pada Kancilan Flores jantan terdapat bagian yang berwarna merah dan tidak ditumbuhi bulu, sedangkan tenggorokan burung betina ditumbuhi bulu berwana hitam. Dari ukuran dan bentuk tubuh, burung jantan berukuran lebih kecil dan ramping, sedangkan burung betina berukuran lebih tambun.

Kancilan Flores

Burung Sakral

Di TN Kelimutu, masyarakat Lio yang ada di sekitar Taman Nasional menyebut Kancilan Flores dengan nama Garugiwa. Sebagaimana kawasan danau Tiga Warna Kelimutu yang menjadi tempat yang sakral, Kancilan Flores atau Garugiwa juga merupakan burung yang disakralkan. Burung ini disebut sebagai penjelmaan arwah dari suku Lio yang mendiami Kelimutu.

Posisi Garugiwa yang sakral sangat membantu perlindungan terhadap burung ini. Masyarakat lokal tidak satu pun yang memburu burung ini. Mereka dibiarkan berkeliaran bebas di hutan – hutan Taman Nasional bahkan berkicau bebas di  dahan – dahan pinus di tepi jalan menuju danau Kelimutu.

Di Manggarai, Kancilan Flores dikenal dengan nama lokal Ngkiong / Kiong. Meski tak seformal masyarakat Lio di TN Kelimutu, di Manggarai burung ini dijuluki sebagai pembawa pesan yang ajaib dari alam untuk manusia. Bagi orang Manggarai, akan sangat mudah menemukan narasi tentang Kancilan Flores / Ngkiong dalam berbagai lagu dan tembang lokal, juga dalam berbagai kisah dan penuturan turun – temurun.

Kondisi Habitat Dan Populasi

Data International Union for Conservation of Nature (IUCN) menempatkan Kancilan sebagai burung dalam kategory LC (Least Concern) yang berarti kondisinya tidak dalam klasifikasi terancam. Meski demikian, berbagai faktor yang terjadi pada habitatnya membuat posisi burung ini nyatanya cukup terancam. Faktor – faktor itu antara lain degradasi habitat akibat penebangan liar di dalam kawasan hutan, perambahan hutan untuk pertanian, gangguang pada habitat karena perburuan dan daya dukung habitat itu sendiri yang semakin menurun.

Di TN Kelimutu, kondisi burung ini jauh lebih baik dibandingkan di beberapa kawasan lain di Flores, seperti di TWA Ruteng, dengan aktifitas perburuan di kawasan hutan serta penebangan hutan yang masih marak dilakukan.

Kancilan Flores

Bare-throated Whistler

Leave A Reply

Your email address will not be published.