Flores NestWatch, Wujudkan Flores Nusa Ramah Burung

0 911

Saya sudah merencanakan inisiatif ini sejak kurang lebih dua tahun lalu. Persisnya sepulang dari Pertemuan Pengamat Burung Indonesia (PPBI) ke 8 di Jogjakarta, November 2018. Di Jogja kami berkegiatan di desa ramah burung Jatimulyo, yang terletak di lereng selatan perbukitan Menoreh, kecamatan Girimulyo, Kulonprogo.

Baca Juga : Jatimulyo; Sarang Pemburu Yang Menjelma Jadi Surga Burung

Melihat inisiatif warga dan para pemuda Jatimulyo yang dengan tekun dan konsisten melakukan upaya konservasi burung di sekitar kampung mereka, saya mulai bermimpi jika suatu saat kita di Flores bukan hanya desa yang ramah burung, tetapi pulau ini bisa menjadi ‘Nusa Ramah Burung’. Bermimpi kan tidak salah. Reputasi Flores sebagai salah satu pulau dengan endemisitas burung yang tinggi sudah dikenal luas di kalangan pengamat burung di dunia. Sayangnya, reputasi di luar tak menular pada kita warga Flores sendiri. Hanya segelintir orang yang menyadari bahwa Nusa Nipa ini memiliki mutiara – mutiara berharga yang menyebar di hutan – hutan, padang, pesisir pantai, danau dan sungai, di kebun dan sawah, bahkan di pekarangan dan halaman rumah kita.

Tahun 2019 sempat berbincang dengan beberapa orang muda yang memiliki kemauan untuk terlibat dalam aksi – aksi pencatatan dan perlindungan spesies burung di Flores, tetapi terhenti sampai di perbincangan lepas. Saya menyadari bahwa kemauan saya sendiri yang tidak kuat untuk mewujudkannya. Niat itu tiba – tiba menguap begitu saja, saya kembali melewati jalan – jalan sunyi pengamatan burung sendirian. Pada kahir 2020, tiba – tiba ada beberapa pesan yang masuk di FB, IG maupun WA melaporkan penemuan sarang burung, atau keberadaan burung yang ingin mereka ketahui nama dan status populasinya. Orang – orang ini kebanyakan tidak saya kenal secara personal, tetapi hanya berteman di media sosial.

Saya mulai mencoba membuat daftar orang – orang yang sudah saya kenal secara pribadi dan yang saya tahu mereka memiliki kemauan serta komitmen dalam mendata dan atau melakukan upaya perlindungan pada burung – burung di Flores. Tanpa sepengetahuan mereka, list itu saya masukan sebagai “daftar AGEN”.  Jumlahnya bertambah dari waktu ke waktu. Jumlah ini bertambah signifikan setelah  saya menulis tentang Asian Waterbird Census (AWC) 2021.

Baca Juga: Catatan Dari AWC2021; Menjaga Langkah di Jalan Sunyi

Pada awal April 2021 lalu Perhimpunan Ornitolog Indonesia (IdOU) menyelenggarakan Birdtalk sesi #8, Birdtalk ini merupakan diskusi daring penelitian dan konservasi burung di Indonesia yang diselenggarakan setiap bulan sejak tahun 2020 silam. Saya bersama peneliti BP2LHK Kupang, Oki Hidayat serta Saleh Amin peneliti asal NTB yang sedang melanjutkan studi di Universitas Nasional Australia, diminta menjadi narasumber dalam tema ‘Cerita dari timur’. Di perbincangan daring itu saya sendiri mengungkapkan bahwa salah satu penyebab terbatasnya informasi spesies serta penyebarannya di Flores adalah jumlah pengamat burung lokal,  maksudnya orang Flores sendiri.  Selepas diskusi, seorang peserta yang juga seorang pengamat dan peneliti burung  mengirim pesan di WA bahwa kemungkinan besar di Flores ada begitu banyak orang yang mau terlibat dan tertarik dalam pengamatan burung. Selama ini mereka hanya tidak sadar akan aktivitas itu sendiri. Saya kemudian diingatkan untuk mulai membuka diri dengan program – program yang memungkinkan orang – orang Flores untuk terlibat secara sederhana.

Beberapa hari berikutnya, teman – teman di Labuan Bajo meminta saya berbagi cerita tentang dunia burung serta aktifitas pengamatan di Flores. Perbincangan ini dikemas dalam live podcast oleh teman – teman #bakucerita berkolaborasi dengan Mabar Bicara Podcast, disiarkan live di facebook dan juga melalui zoom dipandu Boe Berkelana. Apa yang diingatkan beberapa hari sebelumnya melalui WA langsung diamini. Melihat bagaimana teman – teman di Labuan Bajo yang notabene bukan pengamat burung, bahkan masih merasa asing bicara tentang perburungan, mau mengalokasikan waktu dan energi, memberikan saya kesampatan berbagi tentang dunia pengamatan burung, mengubah cara pandang saya tentang pengamatan burung di Flores. Dari acara diskusi ini saya mendapatkan sudut pandang yang benar – benar berbeda. Saya yang selama ini menganggap orang Flores yang tertarik pada dunia pengamatan burung itu tak sampai genap hitungan jari tangan, ternyata salah! Di luar sana ada begitu banyak orang yang telah aktif mengamati dan mengidentifikasi meski dengan pengetahuan lokal dan dengan cara – cara tradisional.

Kehicap Ranting (Hypothymis azurea) sedang membuat sarang di salah satu lokasi Labuan Bajo

 

Rentetan pengalaman di atas membuat saya mencoba memulai langkah, meski ditingkahi perasaan ragu dan tidak percaya diri. Satu dua orang yang sudah saya kenal memiliki ketertarikan pada perlindungan burung di Flores coba saya hubungi. Mereka saya mintai informasi keberadaan sarang burung di sekitar mereka. Hasilnya ada 8 orang yang berpartisipasi dengan total 22 sarang burung aktif, yang artinya mereka juga melihat burung beraktifitas di sarang tersebut. Setelah saya mengumpulkan informasi ini, sepertinya sia – sia saja tanpa pencatatan yang baik. Untuk itu, saya secara serius menginisiasi aktifitas pengamatan sarang burung di Flores, setiap tahun. Saya menamai inisiatif ini Flores NestWatch. 

Gambaran Umum Flores NestWatch

Flores NestWatch merupakan kegiatan pengamatan dan perekaman data sarang burung aktif di Flores. Rincian program adalah sebagai berikut.

Nama Program : Flores NestWacth

Jenis program: Merupakan program partisipasi sukarela. Setiap pengamat melaporkan atas niat baik menjaga kekayaan spesies burung di Flores.

Peserta : Semua orang yang ingin berpartisipasi

Lokasi : Seluruh Pulau Flores, dari Tanjung Bunga di Flores Timur hingga Labuan Bajo di Manggarai Barat.

Waktu : Flores NestWacth 2021 dimulai 1 Mei 2021 – 31 Juli 2021

Cara Berpartisipasi:  Mengisi Google Form Ini           atau bisa melaporkan secara manual ke sms/WA: 082340865422. Bisa juga melalui pesan Facebook: Jagarimba.id

Apresiasi: Untuk tahap awal ini, apresiasi yang bisa diperoleh hanya berupa setifikat partisipasi, sambil berharap ada sponsor yang membantu memberikan apresiasi lain.

Tujuan Flores NestWatch
  • Memperoleh data penyebaran burung di Flores berdasarkan lokasi berkembang biak.
  • Meningkatkan kepedulian akan keberadaan burung – burung di sekitar kita
  • Mewujudkan swasembada data populasi burung di Flores.
  • Membangkitkan solidaritas untuk bersama – sama mulai menjaga kekayaan alam Flores
  • Mendorong munculnya para pengamat burung lokal di Flores
  • Mendapatkan bahan acuan strategi konservasi burung di Flores untuk masa – masa yang akan datang.
Langkah Pengamatan Sarang

Setiap pengamat melaporkan data penemuan sarang burung di sekitarnya melalui Google Form yang tersedia maupun melalui nomor HP yang tercantum di atas. Setelah melaporkan penemuan sarang, kami akan memberikan petunjuk – petunjuk penting pencatatan, monitoring dan perlindungan melalui SMS, WA atau pesan FB.

Secara global, program NestWatch bukanlah sesuatu yang baru. Saya sendiri terlibat di NestWatch.org di bawah The Cornell Lab of Ornithology. Flores NestWatch sangat diharapkan menjadi langkah penting dalam mewujudkan pendataan serta perlindungan keanekaragaman burung di Flores mulai dari tempatnya berbiak, yakni sarang. Berhubung ini adalah inisiatif pertama, maka dibutuhkan banyak saran dan urun ide untuk mewujudkan isnisiatif yang berkelanjutan. Saya sendiri sudah menetapkan langkah di inisiatif ini dengan sebagai upaya sangat dasar mewujudkan Flores Nusa Ramah Burung. Jika bisa dimulai saat ini, kenapa harus ditunda besok? Ayo kita orang Flores, berdaulat atas data dan perlindungan keanekaragaman burung di Nusa Bunga. Mari berpartisipasi. AMATI, CATAT, LAPORKAN, dan LINDUNGI!

Leave A Reply

Your email address will not be published.